Obat Swamedikasi
Gangguan Telinga
Swamedikasi
di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional, obat herbal, obat
sintetik baik obat-obatan over-the-counter (OTC) atau obat yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter. Bagi sebagian orang, beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain. Meskipun demikian,
beberapa obat OTC sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah
kesehatan yang ringan hingga sedang (Fleckenstein, Hanson, & Venturelli,
2011). Golongan obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah dari golongan
obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (OWA) (Atmoko dan
Kurniawati, 2009).
Contoh obat wajib apotek yang dapat digunakan untuk swamedikasi gangguan telinga umumnya hanya untuk mengurangi nyeri dan sebagai antibiotik.
Contoh obat wajib apotek yang dapat digunakan untuk swamedikasi gangguan telinga umumnya hanya untuk mengurangi nyeri dan sebagai antibiotik.
a.
Pengobatan dengan bahan sintetik
-
Parasetamol; Panadol; Dumol
Bentuk
sediaan : tablet;
sirup
Dosis :
Dewasa 300 mg-1 gram perkali dengan maksimum
4 gram per hari; anak 6-12 tahun 150-300 mg/kali, anak 1-6 tahun 60-120 mg/kali
Indikasi :
analgetik-antipiretik
Golongan obat : Obat bebas
(Wilmana dan Gan, 2007).
-
Asetosal; aspirin;
aptor; aspilets
Bentuk
sediaan : tablet, salep
Dosis : dewasa 325 mg-650 mg tiap 3-4 jam; anak
15-20 mg/kgBB
tiap 4-6 jam
Indikasi : analgetik-antipiretik-antiinflamasi
Perhatian : tidak dianjurkan untuk anak-anak
Golongan
obat : Obat bebas
(Lacy et
al., 2011)
-
Asam mefenamat;
Ponstan; Ponstelax
Bentuk
sediaan : Tablet
Dosis : dewasa 250 mg-500mg/kali, 2-3 kali
Indikasi : analgesic-antiinflamasi
Golonga obat : obat OWA no. 1
-
- Kloramfenikol; kalmicetine; enkacetyne tetes
telinga
Bentuk
sediaan : tablet; tetes telinga
Dosis : tablet 50 mg/kg dibagi dalam 3-4 dosis;
tetes telinga 1-5%
dipakai beberapa kali sehari
Indikasi : antibiotic
Golongan
obat : Obat OWA no. 1
- Tetrasiklin
HCl; Tetrasanbe
Bentuk sediaan : Tablet; salep
Dosis : 250-500 mg/hari 4 kali
Indikasi : antibiotic
Golongan
obat : boat OWA No. 1
-
Waxsol
Komposisi : Tiap mL larutan: Na-dokusat 0,5% b/v dalam
pelarut air,
gliserin dan pengawet
Indikasi : serum menolitik
Peringatan : tidak boleh digunakan lebih dari 2 hari
Golongan obat : Golongan obat bebas
Produsen : Alpharma
-
Vital
Komposisi : Tiap
10 mL cairan: Timol 10 mg, minyak permen 20 mg,
minyak kamfer 600 mg, paraffin cair
10 mL.
Indikasi : antiseptic
rongga telinga
Dosis : 3
x 2 tetes sehari
Golongan obat :
obat bebas
Produsen : Medikon
Farma
b.
Pengobatan dengan
herbal
- Infeksi telinga:
Ace max
Bahan : ekstrak kulit manggis dan daun sirsak di tambah dengan apel,
anggur, madu murni sebagai pewarna, pengawet dan pemanis alami
Indikasi : Antioksidan
di dalam kulit manggis berperan sebagai imunitas
antibiotic, antijamur,
antivirus, antikanker, antidiabetes, antiradang, dan anti infeksi, sehingga
kulit manggis dapat dijadikan sebagai obat herbal infeksi telinga
Dosis : diminum 1 sendok makan tiap pagi dan malam
Penggunaan : Kocok
dahulu sebelum diminum, simpan dikulkas
-
Radang telinga:
Jelly gamut Gold
Bahan : teripang atau dikenal juga dengan nama gamat emas yang berasal
dari spesies jenis golden stichopus variegatus
Dosis : 30 mL atau setara dengan 6 sendok makan setiap pagi dan
malam
setelah makan
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Atmoko, W. dan I. Kurniawati. 2009. Swamedikasi: Sebuah respon realistik perilaku konsumen di masa krisis. Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2, No.3: 233-247.
Fleckenstein, A.E., Hanson, G.R., & Venturelli, P.J. 2011. Drugs and society (11th ed.). USA: Jones & Bartlett Publishers.
Lacy, C.F., L.L Amstrong, M.P.
Goldman, and L.L. Lance. 2011. Drug Information Handbook 20th
Edition. United States: Lexicomp’s.
Wilmana, P.F., dan Gan, S.G., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid dan Obat
Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S.G., Editor. Farmakologi dan Terapi.
Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru, 230- 240.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar