Entri yang Diunggulkan

Yuk, Gunakan Obat Tetes Telinga dengan Tepat

Minggu, 30 Oktober 2016

Sakit Telinga? Yuk Coba Cegah dan Obati Sendiri



Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu, masyarakat harus berperan aktif dalam mengupayakan kesehatannya sendiri. Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi. Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan yang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter (Tjay dan Rahardja, 1993).
Swamedikasi di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional, obat herbal, obat sintetik baik obat-obatan over-the-counter (OTC) atau obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Bagi sebagian orang, beberapa produk obat OTC dapat berbahaya ketika digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain. Meskipun demikian, beberapa obat OTC sangat bermanfaat di dalam pengobatan sendiri untuk masalah kesehatan yang ringan hingga sedang (Fleckenstein, Hanson, & Venturelli, 2011). Golongan obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah dari golongan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (OWA) (Atmoko dan Kurniawati, 2009).
Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Swamedikasi dapat juga digunakan untuk mengobati gangguan pada telinga, baik dengan menggunakan obat-obat sintetik maupun tradisional, dimana pemeriksaan medis perlu dilakukan bila terjadi infeksi (Depkes, 2006)


Pencegahan
-    Hindari infeksi telinga. Berusaha menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit
-     Memberi ASI pada bayi sehingga bayi mendapat antibody dari Ibu dan 
     meningkatkan daya tahan tubuhnya
-       Hindari masuknya benda asing ke dalam telinga
-       Bila berada di daerah yang bising, gunakan pelindung telinga
-       Jaga telinga tetap kering setelah kontak dengan air (mandi, berenang)
-   Gangguan penumpukan serumen dapat dihindari dengan membersihkan telinga secara rutin.
-   Jangan membersihkan telinga sampan ke liang telinga, apalagi menggunakan cotton bud.
-   Jika telinga terasa gatal, maka berikanlah cairan khusu untuk membersihkan telinga. Anda bisa membelinya di apotek
-    Jangan membersihkan telinga dengan frekuensi yang sering.


Pengobatan Swamedikasi pada Telinga

 Gangguan Telinga Ringan
a.       Penumpukan serumen (kotoran) dan kemasukan benda asing.
 Gangguan karena penumpukan serumen (adalah suatu campuran yang dihasilkan oleh kelenjar di dalam saluran telinga), dapat terjadi karena produksi kotoran telinga yang berlebihan. Serumen sebenarnya berfungsi sebagai pelindung telinga dari debu, bakteri, kuman dan benda-benda kecil yang dapat merusak telinga. Biasanya serumen akan keluar sendiri dari dalam telinga. Akan tetapi, apabila produksinya berlebihan maka serumen akan mengeras sehingga menyumbat saluran telinga, dan menyebabkan pendengaran berkurang serta timbul tekanan pada saluran telinga. Gejala yang sering muncul karena penumpukan serumen diantaranya rasa nyeri, gatal, perasaan penuh atau adanya tekanan di dalam telinga, dan pendengaran berkurang (BPOM, 2015).
 Gangguan pendengaran juga dapat disebabkan karena kemasukkan benda asing. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak yang tidak sengaja memasukkan benda kecil ke dalam lubang telinga atau kemasukan serangga seperti semut atau lalat. Gangguan pendengaran akibat penumpukan serumen dapat dihindari dengan membersihkan telinga secara rutin. Meskipun serumen dapat keluar dengan sendirinya, namun membersihkan telinga secara rutin dapat mencegah penumpukan. Hal ini merupakan tindakan preventif yang lebih baik. Cara yang aman dan direkomendasikan untuk membersihkan adalah menggunakan kain yang dibasahi air, diperas, lalu dibalutkan pada jari, kemudian digunakan untuk membersihkan telinga bagian luar. Serumen dapat dikeluarkan dengan alat khusus seperti sendok serumen atau forsep aligator. Jika ada cairan dalam liang telinga, dapat digunakan penghisap ataupun aplikator logam yang diberi kapas pada ujungnya untuk membersihkannya. Akan tetapi, hal ini menjadi tidak efektif ketika serumen telah memadat (BPOM, 2015).
Obat yang dapat digunakan secara bebas (swamedikasi) untuk menangani gangguan pendengaran ringan baik yang disebabkan oleh pemadatan serumen maupun kemasukan benda asing diantaranya adalah obat yang mengandung bahan aktif hidrogen peroksida (H2O2 3%) atau natrium dokusat atau fenolgliserin. Obat-obat ini dapat dibeli di apotek dengan beberapa pilihan merek dagang (BPOM, 2015).
-         Hidrogen peroksida
Merupakan cairan hidrogen peroksida 3% yang dapat digunakan untuk melembutkan atau membantu mengeluarkan serumen telinga. Penggunaan larutan ini secara berlebihan dapat menimbulkan infeksi di telinga, karena kemungkinan ada cairan yang tertinggal di dalam saluran telinga yang dapat menjadi media pertumbuhan bakteri. Cara penggunaan cairan perhidrol adalah dengan mencampur larutan air hangat dan hidrogen peroksida 3% dengan perbandingan 1:1. Setelah itu, masukkan cotton budke dalam campuran larutan tersebut kemudian gunakan untuk membersihkan serumen. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara meneteskan terlebih dahulu campuran larutan air hangat dan cairan perhidrol ke dalam lubang telinga, tunggu beberapa saat, kemudian bersihkan dengan alat pembersih telinga yang ujungnya tidak tajam, seperti cotton bud. Cairan perhidrol disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat kering, terlindung cahaya dan suhu tidak lebih dari 150C
-         Natrium dokusat
Merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk melunakkan serumen telinga. Obat ini kadang-kadang dapat menyebabkan kemerahan pada permukaan kulit telinga.
-         Fenol gliserin
Obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi adalah fenol gliserin berperan sebagai pelembab dan zat yang melunakkan. Sediaan ini aman dan tidak menimbulkan iritasi ketika digunakan pada  kulit yang terkelupas atau untuk melunakkan serumen di dalam telinga.

b.          Nyeri pada Telinga
Analgesik topikal untuk telinga selalu berbentuk larutan dan mengandung analgesik antipiretik dan anestesi lokal benzokain dalam propilen glikol atau gliserin anhidrat. Pembawa yang higroskopis mengurangi pengembangan jaringan dan pertumbuhan mikroorganisme dengan menarik air dari jaringan menuju pembawa. Sediaan ini umumnya digunakan untuk mengobati gejala media otitis akut (Allen, 2007).

c.          Gangguan pada kulit telinga
Pengobatan topikal untuk infeksi telinga lebih sering digunakan sebagai pengobatan tambahan, bersamaan dengan pengobatan sistemik secara oral.
 Sediaan tetes telinga yang mengandung agen antiinflamasi seperti hidrokortison, triamcinolon dan deksametason sodium fosfat diresepkan karena efek yang dimiliki dapat mengobati pembengkakan dan radang yang sering terjadi bersamaan dengan alergi dan iritasi pada telinga.
Dermatitis dapat diobati dengan larutan aluminium asetat 2,5% yang memiliki efek antipruritis, antiinflamasi dan beberapa antibakteri. Astringen ini mengendapkan protein dan mengeringkan daerah sekitar. Astringen ini juga dapat menurunkan pH yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
Seborrhea dapat diobati dengan sediaan topikal hidrokortison.
 Psoriasis diobati dengan sediaan topikal hidrokortison. Bisul umumnya pertahanan tubuh. Pengobatan yang dapat dilakukan dengan menghangatkannya dan antibiotika topikal (Allen, 2007)

d.          Penyumbatan pada Telinga yang disebabkan oleh Air

Sediaan yang digunakan untuk mengobati penyumbatan air di telinga adalah sediaan yang mengandung isopropil alkohol, gliserin, asam borat, hidrokortison, etil alkohol dan asam asetat. Ketika infeksi terjadi, sediaan tetes telinga yang efektif mengandung campuran antibiotika aminoglikosida dan antiinflamasi kortikosteroid dalam wadah asam. Tambahan alkohol dapat menurunkan tegangan permukaan dan bercampur dengan air untuk membantu menghilangkannya melalui kanal telinga. Gliserin juga akan membantu dalam penyerapan air. Asam asetat akan menurunkan pH dalam kanal telinga untuk meminimalkan pertumbuhan bakteri. Hidrokortison akan membantu dalam mengurangi radang dan antibiotika akan membantu mengurangi infeksi (Allen, 2007).


DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V. 2007. Otic Disorder. IJPC.10 (12).

Atmoko, W. dan I. Kurniawati. 2009. Swamedikasi: Sebuah respon realistik perilaku konsumen di masa krisis. Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2, No.3: 233-247.

BPOM. 2015. Obat Gangguan Telinga Ringan. Available at: http://pionas.pom.go.id/artikel/ obat -gangguan-telinga-ringan. (Diakses pada: 30 Oktober 2016).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Profil Kesehatan 2005. Jakarta.

Fleckenstein, A.E., Hanson, G.R., & Venturelli, P.J. 2011. Drugs and society (11th ed.). USA: Jones & Bartlett Publishers. 


Tjay, T.H., Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Halaman 540-541.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar